Sunday, October 19, 2008

Sang pemimpi


Buku kedua dari tetralogi Andrea Hirata, Laskar pelangi, yang filmnya udah main di bioskop, dan still gue belum baca bukunya ;-)

hehe, unlike orang lain mungkin, gue malah skip buku pertama dia, dan mulai dari sang pemimpi. Alasannya, karena menurut beberapa orang, sang pemimpi dan edensor (buku ketiganya) lebih bagus daripada laskar pelangi yang lebih 'nyastra'

And I found it so true, that this novel is gorgeous, great dan... apa lagi ya.
Pokoknya dari awal baca yang rada ogah-ogahan, hanya karena semua bilang buku ini bagus banget, dan turned out, gue nggak bisa lepas sampai buku ini selesai gue baca ;-)
Bersiap buat baca Laskar pelangi, dan baru Edensor (hihi, cara baca yang aneh. Jangan ditiru!)

Dan setelah selesai baca buku ini, gue sampai telpon satu teman gue yang kerja di PWC, kantor audit nomor 1 di Indo, dan teman gue itu salah satu manager utama tim yang ngaudit telkom di Bandung.
Gue tanya dia, pernah ketemu Andrea Hirata nggak.
Ternyata... nggak! ;-)
dia juga tanya2 orang disana. Tapi intinya, si Andrea ini susah ditemui kali ya.

Inti buku bercerita tentang, Ikal, Arai dan Jimbron (si penggila kuda)
Arai adalah sepupu Ikal.
Kedua orangtuanya meninggal, dan sebagai anak satu-satunya, dialah penerus generasi keluarga, karena itu dia dijuluki si “simpai keramat”.
Hidupnya tidak mudah, tapi dia lakukan semua dengan optimisme dan mimpi.
Sementara Jimbron yang lebih sederhana, tetap tinggal di kampung halaman mereka, bahagia dengan cara hidupnya sendiri.

Buku ini bercerita tentang berani bermimpi (seperti gue sitir dari kalimat Arai, hidup tanpa mimpi untuk mereka (=kalangan bawah) sama artinya dengan mati)
Dan sebenarnya, bukan hanya buat mereka. Tapi buat kita semua.

Melalu cerita ini, kita diajar untuk berani mimpi, dan berusaha sekuat tenaga buat mengejar cita-cita kita.

paragraf di halaman terakhir bilang, betapa indah Tuhan memeluk impian dan cita-cita mereka, dan mengabulkan tepat waktunya. Ketika Ikal melihat, bahwa nama university yang menerima dia dan Arai itu sama : universite de Paris, Sorbonne, Prancis.

Memang sih, di bagian awal selalu diceritain kalau mereka selalu bermimpi untuk menginjakkan kaki miskin mereka di Sorbonne.
And the dreams do come true, eventually, in God's time, God's plan.
What a man must do is try to do the best. And God will do the rest.

Hiks, baca ini gue sampai nangis sedikit.
Sorry ya, spoiler dikit. Tapi gue yakin, semua mungkin udah baca kali.

And finally, gue tahu, kenapa buku ini jadi best seller!

A must read book from Mr. Hirata.
Dan itu juga sebab kenapa gue bisa memahami, bagaimana dia bisa mendapat bea siswa ke Sorbonne dan UK ;-)

5 comments:

Asrini Mahdia said...

bener kan mba... Andrea Hirata itu oke banget. Bukan sastrawan biasa, (karena dia gak mau jadi sastrawan) tapi karyanya meledak n laris maniisss... Aku paling suka Edensor... tapi sang pemimpi baguss juga, lucu, dan bikin aku tambah semangan meraih ilmu... hehehe

Yosandy Lip San said...

dah dibikin review ya .... baca buku kan boleh bebas bebas aja Rin.... mau dari buku 1 ke buku terakhir .... atau sebaliknya ... yang penting sendiri nyambung hehehehe

Rina Suryakusuma said...

Rien : Heeh Rin, bagus banget. Abis ini siap2 mau baca laskar pelangi ;-)

Yosandy : Heuheuheu, betul Yos. Yang penting kita sendiri, biarpun dimata orang lain, aneh =)

Ilyas Mak said...

Setuju banget kalau sang pemimpi lebih enak dibaca dari buku terdahulunya ...

Ilyas Mak said...

Saya juga begitu ... tetraloginya andre hirata saya mulai dari sang pemimpi. Menurut saya buku ini lebih oke dari LP.....